Pirlo ke Chelsea atau Barca?
Sabtu, 27 November 2010 - 12:50 wib
MILAN – Kabar mengejutkan untuk Milanisti. Gelandang elegan Andrea Pirlo siap menanggalkan kostum merah-hitam milik AC Milan. Benarkah?
Kabar tak sedap berembus di Italia. Disebut-sebut Pirlo bakal hengkang ke Chelsea atau Barcelona saat bursa transfer Januari mendatang dibuka, demikian diwartakan Football Italia, Sabtu (27/11/2010).
Sejauh ini, Pirlo belum mendapat kontrak baru bersama skuad besutan Massimiliano Allegri. Padahal kontraknya akan habis akhir musim ini. Andai tak juga mendapat tawaran perpanjang kontrak, maka sang pemain memilih angkat kaki pada jendela transfer jilid II.
Media melansir Milan sengaja tak memperpanjang kontraknya agar bisa melepas gelandang 30 tahun pada pertengahan musim ini.
Milan diklaim tak lagi butuh tenaga Pirlo yang musim ini kerap dibekap cedera. Tanpa Pirlo, pernampilan Rossoneri masih memuaskan dan mampu memuncaki klasemen Serie A serta lolos ke babak 16 besar Liga Champions.
Carlo Ancelotti disebut-sebut bersedia kembali reuni dengan mantan anak asuhnya di Stamford Bridge. Sementara juru racik Barcelona, Pep Guardiola, tak pernah meragukan kehebatan Pirlo.
cdi (capacitor-discharge-ignition)
Sistem pengapian kondensator (kapasitor) atau CDI (Capacitor Discharge Ignition) merupakan salah satu jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari kondensator, guna mencatudaya Kumparan pengapian (ignition coil).
Pada Sistem pengapian magneto terdapat beberapa kekurangan, yaitu:
1. Kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi yang besar, sehingga unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang memuaskan.
2. Bentuk fisik kumparan pengapian yang dipakai relatif besar.
3. Pemakaian kontak pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan penggantian komponen tersendiri.
4. Membutuhkan Pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan Beda potensial listrik yang relatif rendah dan Kuat arus listrik yang relatif besar. Hal ini menuntut pemakaian komponen penghubung yang mempunyai nilai Resistansi serendah mungkin.
Walaupun pada nantinya dikembangkan Sistem pengapian transistor atau TSI (Transistorized Switching Ignition) atau TCI (Transistor Controlled Ignition) yang menggunakan transistor untuk menggantikan kontak pemutus, perlahan-lahan kurang diminati seiring dengan kemajuan teknologi.
Cara kerja
Awalnya sebuah pencatu daya akan mengisi muatan pada kondensator dalam bentuk Arus listrik searah sampai mencapai beberapa ratus volt. Selanjutnya sebuah pemicu akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah Saklar elektronik.
Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar komponennya merupakan komponen-komponen elektronik yang ditempatkan pada Papan rangkaian tercetak atau Printed Circuit Board (PCB), lalu dibungkus dengan bahan khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan maupun panas. Banyak orang yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI box), atau "CDI" saja.
Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus listrik bolak-balik (dinamo AC/alternator).
2. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun Aki).
agian-bagian sistem pengapian
Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (atau mungkin beberapa diantaranya terkadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI:
1. Kumparan pengisian (charging coil).
2. Kumparan pemicu (trigger/pulser coil).
3. Penyearah (rectifier).
4. Baterai (battery).
5. Sekering (fuse).
6. Kunci kontak (contact switch).
7. Kondensator (capacitor).
8. Saklar elektronik (electronic switch).
9. Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer).
10. Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer).
11. Pengubah tegangan (voltage converter/inverter).
12. Pelipat tegangan (voltage multiplier).
13. Kumparan pengapian (ignition coil).
14. Kabel busi (spark plug cable).
15. Busi (spark plug).
16. Sistem pengawatan (wiring system).
17. Jalur bersama (common line).
Catatan
Ada banyak ragam modul CDI dibuat, pada dasarnya harus memenuhi kebutuhan yang diminta kumparan pengapian dan secara tidak langsung harus menunjang pembakaran seoptimal mungkin, dengan cara mengatur besarnya arus, tegangan dan durasi dari proses pengisian dan pengosongan muatan kondensator. Hal ini menentukan besarnya pasokan daya untuk kumparan pengapian dan juga Pewaktuan pengapian (ignition timing).
buatan sendiri biasanya lebih murah, saya coba mengaplikasikan dari komponen2 elektronik yang banyak tersedia di toko elektronika.
Nah, kalo kita amati dari skema gambar 1. , maka terlihat bahwa SCR tersebut langsung disulut oleh signal dari pulser. Berapapun frequency dari pulser, ya pasti akan dimakan sama Gate dari SCR. Sehingga secara teori CDI ini dapat bekerja di RPM yang un-limiter.
Hanya perlu diperhatikan, bahwa signal dari pulser ke SCR melewati dua buah filter…, C1 dan rangkaian low pass filter R1,R2, R3, C2. Bagi anda yang tidak puas dengan performa CDI ini anda bisa memodifikasi component filter tersebut. C1 berfungsi untuk meredam noise dari pulser.
Daftar komponen :
Dioda : semua menggunakan IN4007
C1 : 102 pf (milar)
R1 : 220 ohm
R2 : 22 Kohm
R3 : 10 Kohm
C2 : 2,2 uf, 50 Volt
C3 : 105 pf , 400 volt (milar)
Pengertian Infra Merah dan cara kerja Infra merah
Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Sinar infra merah merupakan cahaya yang tidak tampak. Jika dilihat dengan dengan spektroskop cahaya maka radiasi cahaya infra merah akan nampak pada spectrum elektromagnet dengan panjang gelombang di atas panjang gelombang cahaya merah. Dengan panjang gelombang ini maka cahaya infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang ditimbulkannya masih terasa/dideteksi. Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:
* Near Infra Merah………………0.75 - 1.5 µm
* Mid Infra Merah..……………...1.50 - 10 µm
* Far Infra Merah……………….10 - 100 µm[wikipedia]
Sinar matahari Langsung terkandung 93 lumens per watt flux radian yang termasuk di dalamnya infrared (47%), cahaya tampak (46%), dan cahaya ultra violet ( 6%) .
Sinar infrared terdapat pada pada cahaya api,cahaya matahari, radiator kendaraan atau pantulan jalan aspal yang terkena panas.Saraf pada kulit kita dapat menginderai perbedaan suhu permukaan kulit ,namun kita tidak dapat merasakan sinar infrared.
Sinar infrared bahkan digunakan untuk memanaskan makanan.Misalnya pada restauran cepat saji.
Bagaimana prinsip kita memanfaatkan infrared untuk melihat benda?
Kita memanfaatkan detektor infra red setiap benda yang dipancarkan infra red akan memantulkan dan atau nyerap infra red sehingga detektor menangkap panjang gelombang yang berbeda sesuai suhu yang dikeluarkan benda.
"Karena sumber utama sinar infra red merupakan radiasi termal ataupun radiasi panas, setiap benda memiliki suhu panas tertentu bahkan yang kita kira tidak cukup panas untuk meradiasikan cahaya tampak dapat mengeluarkan energi dan terlihat pada infrared
Semakin panas sesuatu semakin dapat dia meradiasikan radiasi infrared".[nasa]
Inilah yang menjadi dasar pendeteksian suhu badan manusia dan pendeteksian sensor untuk mengidentifikasikan orang yang terserang firus flu burung atau flu babi di bandara-bandara internasional.
Banyak benda menyerap radiasi infra red namun ada juga yang memantulkan khususnya sinar near infrared, sinar near infra red tidak berhubungan dengan suhu bendanya kecuali benda tersebut sangat panas suhunya.
Infrared film (detector infrared) pada kamera dapat melihat object dibantu oleh cahaya matahari dan sumber cahaya lain yang mengeeluarkan sinar infra red darinya kemudian dipantulkan dan diserap oleh objek.Kita dapat mendapatkan warna objek dengan bantuan pantulan dan infrared yang diserap objek , warna dari objek adalah kombinasi dari warna merah biru , hijau (RGB) dan infra red.
Infra red dapat digunakan juga sebagai gelombang cariier yang dapat memperpanjang jarak batas penerimaan gelombang ,namun gelombang yang ditransmisikan harus line of sight (LOS) atau lurus infrared tidak dapat berbelok jika radius pancar vertikal sinar ter halang oleh suatu benda walaupun benda itu transparan. Teori ini kita aplikasikan pada modulasi gelombang digital pada remote tv.
Handphone saat ini telah diintegrasikan dengan perangkat infrared dan blue tooth untuk berkomunikasi dengan pc .
Contoh aplikasi nya yaitu pengiriman aplikasi handphone dari pc atau sebaliknya ,memberikan catatan nomor telpon dari pc yang sangat banyak sehingga tidak dapat disimpan di memory hp biasanya dipakai untuk membroadcast sms.
Apa perbedaan sinar infrared dengan blue tooth ?
pertama ,infrared menggunakan sinar untuk memancarkan sinyal ,seperti tv remote ,sedangkan blue tooth menggunakan frekuensi radio (RF) (2,4 GHz) untuk membroadcast sinyal.
kedua , infra red tidak dapat tembus benda yang menghalanginya untuk menjangkau receiver atau butuh pantulan ,karena sifatnya cahaya .Namun Bluetooth dapat menembus benda seperti dinding sejauh tidak memiliki skin depth yang tinggi.
Ibra Jaga Tahta Rossoneri
Minggu, 21 November 2010 - 05:24 wib
.
text TEXT SIZE :
Share
Defanie Arianti - Okezone
Aksi akrobatik Zlatan Ibrahimovic saat memberi kemenangan tipis bagi AC Milan atas Fiorentina / Foto: Daylife
MILAN - Zlatan Ibrahimovic kembali menjadi pahlawan kemenangan AC Milan. Menjamu Fiorentina pada giornata 13, Minggu (21/11/2010) dini hari, striker Swedia memberikan kemenangan tipis 1-0 atas skuad besutan Sinisa Mihajlovic.
Rossoneri wajib meraih kemenangan jika tidak ingin terkejar oleh Lazio yang menduduki posisi dua klasemen sementara dengan hanya terpaut satu angka. Menyadari situasi itu, anak-anak asuh Massimiliano Allegri pun menggeber kekuatan sejak awal.
Daniele Bonera langsung menguji kiper Artur Boruc ketika laga baru berjalan dua menit. Membawa bola di sektor kanan, Bonera melepaskan tendangan kencang ke gawang Boruc. Beruntung bagi La Viola, kiper Polandia bereaksi cepat untuk menyelamatkan gawangnya.
Memasuki menit ketujuh, giliran tim tamu berinisiatif menyerang. Gaetano D’Agostino berpeluang menjebol gawang Christian Abbiati melalui tendangan bebas. Kendati tendangan D’Agostino berhasil melewati dinding pertahanan Milan, gelandang Italia terpaksa gigit jari setelah Abbiati melakukan penyelamatan dengan sempurna.
Abbiati menampilkan sejumlah aksi penyelamatan brilian pada laga kali ini. Tapi, Boruc pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia berhasil menggagalkan peluang emas Clarence Seedorf di menit 29.
Robinho sebenarnya membawa Il Diavolo unggul di menit 41. Mantan bomber Manchester City dan Real Madrid meneruskan umpan Seedorf sebelum menceploskannya ke gawang Boruc. Sayang, gol itu harus dianulir wasit karena posisi Robinho sudah offside.
Beruntung bagi tuan rumah, Ibra berhasil membayar kekecewaan itu dengan gol indah, tiga menit kemudian. Menyambut bola dari sektor kanan, Ibra mengendalikan bola dengan membelakangi gawang sebelum menjebol gawang Boruc dengan overhead kick.
Lucunya, Ibra sempat mencederai lengannya akibat terlalu bersemangat melakukan selebrasi gol. Mantan bintang Inter Milan dan Juventus pun dikhawatirkan tidak bisa melanjutkan laga di babak kedua.
Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Bukan saja kembali ke lapangan, Ibra pun tetap menjadi momok barisan pertahanan La Viola.
Milan kembali membombardir tim tamu dengan rentetan serangan. Seedorf berpeluang emas menambah gol tuan rumah ketika menyambar umpan Robinho, yang gagal diteruskan Ibra. Sayang, tendangan voli gelandang veteran Belanda masih melebar.
Aksi Gianluca Zambrotta di menit 56 sempat membuat kubu tuan rumah cemas. Pasalnya, penyerang muda Alessio Cerci terjatuh di kotak terlarang usai menerima kontak dari Zambrotta. Beruntung bagi Milan, wasit tidak menganggapnya pelanggaran yang layak mendapat hukuman penalti.
Satu menit kemudian, Milan kembali menebar ancaman di depan gawang Boruc. Kali ini melalui Alessandro Nesta yang menyambut bola dengan header. Namun, tandukan Nesta masih bisa diantisipasi oleh Boruc.
Fiorentina mendapat peluang terakhir untuk menyamakan kedudukan melalui Adem Ljajic (83’). Lolos dari pengawalan bek Rossoneri, Ljajic mencoba peruntungannya dengan melepaskan tendangan ke gawang Abbiati.
Namun, lagi-lagi Abbiati tampil impresif dan sukses menjaga keunggulan 1-0 timnya hingga wasit membunyikan peluit panjang tanda laga usai.
text TEXT SIZE :
Share
Defanie Arianti - Okezone
Posted on 15.47 by Adit MINE and filed under | 0 Comments »
.
text TEXT SIZE :
Share
Defanie Arianti - Okezone
Aksi akrobatik Zlatan Ibrahimovic saat memberi kemenangan tipis bagi AC Milan atas Fiorentina / Foto: Daylife
MILAN - Zlatan Ibrahimovic kembali menjadi pahlawan kemenangan AC Milan. Menjamu Fiorentina pada giornata 13, Minggu (21/11/2010) dini hari, striker Swedia memberikan kemenangan tipis 1-0 atas skuad besutan Sinisa Mihajlovic.
Rossoneri wajib meraih kemenangan jika tidak ingin terkejar oleh Lazio yang menduduki posisi dua klasemen sementara dengan hanya terpaut satu angka. Menyadari situasi itu, anak-anak asuh Massimiliano Allegri pun menggeber kekuatan sejak awal.
Daniele Bonera langsung menguji kiper Artur Boruc ketika laga baru berjalan dua menit. Membawa bola di sektor kanan, Bonera melepaskan tendangan kencang ke gawang Boruc. Beruntung bagi La Viola, kiper Polandia bereaksi cepat untuk menyelamatkan gawangnya.
Memasuki menit ketujuh, giliran tim tamu berinisiatif menyerang. Gaetano D’Agostino berpeluang menjebol gawang Christian Abbiati melalui tendangan bebas. Kendati tendangan D’Agostino berhasil melewati dinding pertahanan Milan, gelandang Italia terpaksa gigit jari setelah Abbiati melakukan penyelamatan dengan sempurna.
Abbiati menampilkan sejumlah aksi penyelamatan brilian pada laga kali ini. Tapi, Boruc pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia berhasil menggagalkan peluang emas Clarence Seedorf di menit 29.
Robinho sebenarnya membawa Il Diavolo unggul di menit 41. Mantan bomber Manchester City dan Real Madrid meneruskan umpan Seedorf sebelum menceploskannya ke gawang Boruc. Sayang, gol itu harus dianulir wasit karena posisi Robinho sudah offside.
Beruntung bagi tuan rumah, Ibra berhasil membayar kekecewaan itu dengan gol indah, tiga menit kemudian. Menyambut bola dari sektor kanan, Ibra mengendalikan bola dengan membelakangi gawang sebelum menjebol gawang Boruc dengan overhead kick.
Lucunya, Ibra sempat mencederai lengannya akibat terlalu bersemangat melakukan selebrasi gol. Mantan bintang Inter Milan dan Juventus pun dikhawatirkan tidak bisa melanjutkan laga di babak kedua.
Namun, kekhawatiran itu ternyata tidak terbukti. Bukan saja kembali ke lapangan, Ibra pun tetap menjadi momok barisan pertahanan La Viola.
Milan kembali membombardir tim tamu dengan rentetan serangan. Seedorf berpeluang emas menambah gol tuan rumah ketika menyambar umpan Robinho, yang gagal diteruskan Ibra. Sayang, tendangan voli gelandang veteran Belanda masih melebar.
Aksi Gianluca Zambrotta di menit 56 sempat membuat kubu tuan rumah cemas. Pasalnya, penyerang muda Alessio Cerci terjatuh di kotak terlarang usai menerima kontak dari Zambrotta. Beruntung bagi Milan, wasit tidak menganggapnya pelanggaran yang layak mendapat hukuman penalti.
Satu menit kemudian, Milan kembali menebar ancaman di depan gawang Boruc. Kali ini melalui Alessandro Nesta yang menyambut bola dengan header. Namun, tandukan Nesta masih bisa diantisipasi oleh Boruc.
Fiorentina mendapat peluang terakhir untuk menyamakan kedudukan melalui Adem Ljajic (83’). Lolos dari pengawalan bek Rossoneri, Ljajic mencoba peruntungannya dengan melepaskan tendangan ke gawang Abbiati.
Namun, lagi-lagi Abbiati tampil impresif dan sukses menjaga keunggulan 1-0 timnya hingga wasit membunyikan peluit panjang tanda laga usai.
text TEXT SIZE :
Share
Defanie Arianti - Okezone
11 Cara Mengasah Otak
Para ilmuwan dari University of California, Berkeley, AS, pernah meneliti otak tikus. Mereka menemukan, otak tikus tumbuh sebesar 4 persen saat mereka dipaksa menjalankan tugas mental setiap hari, misalnya mencari jalan keluar dari lorong yang berliku, memanjat tangga, dan bersosialisasi dengan tikus lain.
Nah, otak tikus saja bisa dilatih untuk tumbuh, apalagi otak manusia. Makin dilatih, otak kita pasti kian tajam. Kehilangan daya ingat dalam jumlah tertentu pada usia berapa pun adalah wajar, sama seperti terjadinya perubahan pada organ tubuh lain. Yang penting, jangan malas untuk rajin melatih otak kita agar daya ingat tetap kuat sepanjang masa.
Ini caranya:
1. Latih kemampuan mengamati. Perhatikan lingkungan sekitar. Rekam dalam pikiran apa yang Anda lihat, mulai dari yang paling sederhana dan diteruskan dengan observasi yang lebih rumit.
2. Asah indra. Bisa dilatih dengan membedakan rasa makanan yang disukai dan yang tidak. Menyadari bau dan aroma di sekitar atau bunyi-bunyian yang ada di jalan atau mungkin rasa panas atau dingin udara di sekitar Anda.
3. Hafalkan nama teman-teman dan pasangkan nomor teleponnya. Ada berapa yang bisa diingat? Latih supaya bisa mengingat lebih banyak.
4. Pelajari sesuatu yang baru. Banyak membaca dan berkenalan dengan hal-hal lain yang mungkin bukan bidang Anda, bisa bahasa asing, pengetahuan tentang komputer, dan lain-lain.
5. Gunakan tangan supaya mengikuti petunjuk otak. Misalnya bermain gitar, mengetik tanpa melihat tuts, mengerjakan prakarya dari kayu, atau berlatih menulis halus.
6. Tekuni hobi. Gunakan kesempatan untuk mengembangkan hobi Anda.
7. Pelajari dan hafalkan tanggal-tanggal penting, menyangkut anggota keluarga, teman, atau perayaan tertentu.
8. Hafalkan sesuatu yang Anda sukai. Bisa jadi itu puisi, lagu, kalimat dari sebuah buku atau kata-kata seseorang. Sebisa mungkin juga usahakan agar kalimat yang digunakan adalah bahasa asing.
9. Latihan menghafal urutan angka berderet panjang, misalnya 32145687390282930498. Ini adalah bentuk latihan memperbaiki daya ingat jangka pendek. Lakukan dengan mengelompokkan atau memecah bilangan itu menjadi beberapa bagian, misalnya 3214568 kemudian 7390282 dan terakhir 930498.
10. Ingat perjalanan pribadi. Apa yang sedang Anda kerjakan satu jam lalu, minggu lalu pada hari Rabu pukul 10.00, misalnya. Dengan siapa, di mana, dan seterusnya.
11. Ingat dan teliti ulang pengeluaran harian. Apa yang Anda beli kemarin? Berapa uang yang ada dalam dompet Anda sekarang? Kapan Anda terakhir mengambil uang tunai, dan seterusnya.
Latihan-latihan ini akan memungkinkan sel otak tetap aktif dan jaringan penghubung antarsel otak semakin rapat. Kegiatan mental yang menantang meningkatkan jumlah sirkuit aktif atau sinapsis dalam otak. Semakin banyak sirkuit, semakin banyak asosiasi, makin besar pula kemampuan mengingat.
KUNCI 9 DIGIT
Komponen Rangkaian
IC 7421 = 1
IC 7408 = 1
IC 7402 = 1
IC 7404 = 1
IC 4072 = 1
Resistor 10 Ω
Resistor 1 Ω
Saklar = 13
LED = 2
Baterai 9V = 1
Buzzer = 1
Relay 6V = 1
Transistor 2N222 = 1
Dioda ideal = 1
Sumber tegangan = 1
Cara kerja
Rangkaian Kunci Digital Ber-password adalah rangkaian alat elektronik sederhana dengan kombinasi kunci menggunakan IC 7421, IC 7408, IC 7402, IC 7404, dan IC 4072. Rangkaian Kunci Ber-password digital ini dapat digunakan untuk mengaktifkan sebuah relay sebagai pengontrol (on & off) perangkat yang lain ketika kombinasi dari 4 digit ditekan. Rangkaian ini dapat beroperasi pada tegangan 4,5V sampai 5V.
Untuk mengatur kombinasi kunci, hubungkan switch yang dikehendaki dengan IC 7421 pada rangkaian. Dalam gambar switch 1 terhubung ke pin 1, switch 2 ke pin 2, switch 3 ke pin 4, switch 4 ke pin 5 pada IC 7421, maka akan diperoleh kombinasi 1234, namun cara yang lain dapat kita lakukan dengan membuat sendiri kombinasi dari 4 digit tersebut. Setelah itu hubungkan sisa switch ke pin 2, 3, 4, 5, 9, 10, 11, dan 12 pada IC CMOS 4072. Ini akan menyebabkan rangkaian untuk me-reset kembali jika ada tombol yang tidak semestinya ditekan, dan seluruh kode kunci harus kembali dimasukkan.
Bila kombinasi tombol yang benar ditekan maka relay akan aktif dan akan menyalakan LED merah. Sedangkan bila kombinasi kunci yang dimasukkan salah akan menyalakan LED hijau.
Dalam pengoperasiannya alat ini menggunakan IC 7421, IC 7408, IC 7402, IC 7404, dan IC 4072, yang mana kelima IC tersebut merupakan pembentuk kombinasi kunci pada rangkaian ini. Alat ini dapat digunakan untuk mengunci sesuatu misalnya pintu ataupun yang lainnya misalnya barang, dengan sedikit memodifikasi rangkaian dan menghubungkannya dengan sesuatu yang akan dikunci. Dengan memanfaatkan kelima IC tersebut, alat ini dapat bekerja dengan memasukkan empat kombinasi tombol kunci dari dua belas tombol untuk dapat membukanya. Bila keempat kombinasi tombol yang ditekan benar maka relay akan aktif dan akan membuka sesuatu yang sedang dikunci. Alat ini cukup aman untuk mengunci karena dari keduabelas tombol pengunci akan menghasilkan 5.040 kemungkinan untuk membukanya. Sehingga menyulitkan orang yang hendak berniat jahat yang ingin mencoba membukanya.
Dalam alat ini dibutuhkan dibutuhkan beberapa resistor, transistor, relay, buzzer, LED, dioda ideal dan komponen utama yang terpenting dalam rangkaian ini yaitu beberapa IC seperti IC 7421, IC 7408, IC 7402, IC 7404, dan IC 4072.
Resistor adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan pada saluran sesuai dengan arus yang mengalirinya. Dalam rangkaian ini menggunakan resistor 1 Ω dan 10 Ω.
Pada rangkaian ini transistor dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya atau tegangan inputnya memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada rangkaian ini dipakai transistor NPN dengan tipe 2N2222.
Dioda digunakan untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah, sedangkan relay disini digunakan sebagai switch otomatis sebagai penanada kunci terbuka. Bila tombol yang ditekan benar maka relay akan terbuka dalam rangkaian ini indikatornya ialah nyalanya LED, sedangkan bila tidak benar maka relay tidak berpengaruh dan akan menyalakan LED hijau.
IC yang digunakan disini ialah IC 7421, IC 7408, IC 7402, IC 7404, dan IC 4072
Analisis Rangkaian
Alat ini bekerja pada skala 4,5V sampai 6V. Namun untuk optimalisasinya alat ini bekerja pada tegangan 5V. Oleh karena itu, pada alat ini ditambahkan IC analog 7805 pada masukan tegangannya agar tegangan yang masuk pada alat ini sebesar 5V.
Saklar-saklar digunakan sebagai inputan kunci, bila saklar yang ditekan benar (dalam hal ini sesuai dengan kombinasi kunci) maka relay akan bekerja dan akan mengaktifkan rangkaian yang sedang dikunci. Sebaliknya, bila salah satu saja tombol yang ditekan salah (tidak sesuai dengan rangkaian kunci) maka akan mengaktifkan buzzer. Bila buzzer aktif maka menandakan orang yang menekan tombol tersebut ialah orang yang tidak berhak menggunakan rangkaian yang dikunci.
Saklar-saklar ini terhubung pada IC 7421 dan 4072. Dimana, empat saklar terhubung pada IC 7421 dan sisanya pada IC 4072. Empat saklar yang terhubung pada IC 7421 ini merupakan kombinasi dari kunci yang akan kita gunakan. Jadi, keempat kombinasi kunci ini bisa kita atur sesuai dengan keinginan kita dengan cara menghubungkan empat saklar yang akan kita gunakan sebagai kombinasi kunci ke IC 7421.
Hasil output dari IC 7421 akan diteruskan ke IC 7408 sebagai inputan , sedangkan untuk IC 4072 menghasilkan 2 output yang sama-sama digunakan untuk inputan IC 7402. Hasil dari output IC 7402 akan bercabang, ada yang diteruskan ke IC 7408 untuk di-AND-kan bersama hasil output dari IC 7421, dan satu lagi akan diteruskan sebagai input dari IC 7404.
Hasil dari output IC 7408 ini yang nantinya akan diteruskan ke transistor 2N222 untuk mengaktifkan relay 6V. Apabila relay aktif maka akan mengaktifkan pula rangkaian yang sedang dikunci. Sementara itu, untuk outputan dari IC 7404 di sambungkan ke green led namun, penulis telah memodifikasinya dan menggantinya menjadi buzzer, yang nantinya buzzer ini akan berbunyi ketika salah memasukkan kombinasi kunci. Meskipun salah satu saja dari rangkaian kunci yang ditekan tidak sesuai dengan rangkaian kunci maka buzzer akan berbunyi.
Lanjutan...(sejarah gunung merapi)
Peta menunjukkan sebaran endapan awanpanas Merapi 1911-2006. Hanya wilayah timur lereng yang bebas dari arah aliran awapanas dalam kurun waktu tersebut.
SEJARAH ERUPSI
Tipe erupsi Gunung Merapi dapat dikategorikan sebagai tipe Vulkanian lemah. Tipe lain seperti Plinian (contoh erupsi Vesuvius tahun 79) merupakan tipe vulkanian dengan daya letusan yang sangat kuat. Erupsi Merapi tidak begitu eksplosif namun demikian aliran piroklastik hampir selalu terjadi pada setiap erupsinya. Secara visual aktivitas erupsi Merapi terlihat melalui proses yang panjang sejak dimulai dengan pembentukan kubah lava, guguran lava pijar dan awanpanas (pyroclastic flow).
Merapi termasuk gunung api yang sering meletus. Sampai Juni 2006, erupsi yang tercatat sudah mencapai 83 kali kejadian. Secara rata-rata selang waktu erupsi Merapi terjadi antara 2 – 5 tahun (periode pendek), sedangkan selang waktu periode menengah setiap 5 – 7 tahun. Merapi pernah mengalami masa istirahat terpanjang selama >30 tahun, terutama pada masa awal keberadaannya sebagai gunungapi. Memasuki abad 16 kegiatan Merapi mulai tercatat cukup baik. Pada masa ini terlihat bahwa waktu istirahat terpanjang pernah dicapai selama 71 tahun ketika jeda antara tahun 1587 sampai dengan tahun 1658.(lihat tabel atas)
Sejarah letusan gunung Merapi mulai dicatat (tertulis) sejak tahun 1768. Namun demikian sejarah kronologi letusan yang lebih rinci baru ada pada akhir abad 19. Ada kecenderungan bahwa pada abad 20 letusan lebih sering dibanding pada abad 19. Hal ini dapat terjadi karenapencatatan suatu peristiwa pada abad 20 relatif lebih rinci. Pemantauan gunungapi juga baru mulai aktif dilakukan sejak awal abad 20. Selama abad 19 terjadi sekitar 20 letusan, yang berarti interval letusan Merapi secara rata-rata lima tahun sekali. Letusan tahun 1872 yang dianggap sebagai letusan terakhir dan terbesar pada abad 19 dan 20 telah menghasilkan Kawah Mesjidanlama dengan diameter antara 480-600m. Letusan berlangsung selama lima hari dan digolongkan dalam kelas D. Suara letusan terdengar sampai Kerawang, Madura dan Bawean. Awanpanas mengalir melalui hampir semua hulu sungai yang ada di puncak Merapi yaitu Apu, Trising, Senowo, Blongkeng, Batang, Woro, dan Gendol.
Awanpanas dan material produk letusan menghancurkan seluruh desa-desa yang berada di atas elevasi 1000m. Pada saat itu bibir kawah yang terjadi mempunyai elevasi 2814m (;bandingkan dengan saat ini puncak Merapi terletak pada elevasi 2968m). Dari peristiwa-peristiwa letusan yang telah lampau, perubahan morfologi di tubuh Gunung dibentuk oleh lidah lava dan letusan yang relatif lebih besar. Gunung Merapi merupakan gunungapi muda. Beberapa tulisan sebelumnya menyebutkan bahwa sebelum ada Merapi, telah lebih dahuiu ada yaitu Gunung Bibi (2025m), lereng timurlaut gunung Merapi. Namun demikian tidak diketahui apakah saat itu aktivitas vulkanik berlangsung di gunung Bibi. Dari pengujian yang dilakukan, G. Bibi mempunyai umur sekitar 400.000 tahun artinya umur Merapi lebih muda dari 400.000 tahun. Setelah terbentuknya gunung Merapi, G. Bibi tertimbun sebagian sehingga saat ini hanya kelihatan sebagian puncaknya. Periode berikutnya yaitu pembentukan bukit Turgo dan Plawangan sebagai awal lahirnya gunung Merapi. Pengujian menunjukkan bahwa kedua bukit tersebut berumur sekitar maksimal 60.000 tahun (Berthomrnier, 1990). Kedua bukit mendominasi morfologi lereng selatan gunung Merapi.
Pada elevasi yang lebih tinggi lagi terdapat satuan-satuan lava yaitu bukit Gajahmungkur, Pusunglondon dan Batulawang yang terdapat di lereng bagian atas dari tubuh Merapi. Susunan bukit-bukit tersebut terbentuk paling lama pada, 6700 tahun yang lalu (Berthommier,1990). Data ini menunjukkan bahwa struktur tubuh gunung Merapi bagian atas baru terbentuk dalam orde ribuan tahun yang lalu. Kawah Pasarbubar adalah kawah aktif yang menjadi pusat aktivitas Merapi sebelum terbentuknya puncak.
Diperkirakan bahwa bagian puncak Merapi yang ada di atas Pasarbubar baru terbentuk mulai sekitar 2000 tahun lalu. Dengan demikian jelas bahwa tubuh gunung Merapi semakin lama semakin tinggi dan proses bertambahnya tinggi dengan cepat nampak baru beberapa ribu tahun lalu. Tubuh puncak gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari gunung Merapi. Bukaan kawah yang terjadi pernah mengambil arah berbeda-beda dengan arah letusan yang bervariasi. Namun demikian sebagian letusan mengarah ke selatan, barat sampai utara. Pada puncak aktif ini kubah lava terbentuk dan kadangkala terhancurkan oleh letusan. Kawah aktif Merapi berubah-ubah dari waktu ke waktu sesuai dengan letusan yang terjadi. Pertumbuhan kubah lava selalu mengisi zona-zona lemah yang dapat berupa celah antara lava lama dan lava sebelumnya dalam kawah aktif Tumbuhnya kubah ini ciapat diawali dengan letusan ataupun juga sesudah letusan. Bila kasus ini yang terjadi, maka pembongkaran kubah lava lama dapat terjadi dengan membentuk kawah baru dan kubah lava baru tumbuh dalam kawah hasil letusan. Selain itu pengisian atau tumbuhnya kubah dapat terjadi pada tubuh kubah lava sebelumnya atau pada perbatasan antara dinding kawah lama dengan lava sebelumnya. Sehingga tidak mengherankan kawahkawah letusan di puncak Merapi bervariasi ukuran maupun lokasinya. Sebaran hasil letusan juga berpengaruh pada perubahan bentuk morfologi, terutama pada bibir kawah dan lereng bagian atas. Pusat longsoran yang terjadi di puncak Merapi, pada tubuh kubah lava biasanya pada bagian bawah yang merupakan akibat dari terdistribusikannya tekanan di bagian bawah karena bagian atas masih cukup kuat karena beban material.
Lain halnya dengan bagian bawah yang akibat dari desakan menimbulkan zona-zona lemah yang kemudian merupakan pusat-pusat guguran. Apabila pengisian celah baik oleh tumbuhnya kubah masih terbatas jumlahnya, maka arah guguran lava masih dapat terkendali dalam celah yang ada di sekitarnya. Namun apabila celah-celah sudah mulai penuh maka akan terjadi penyimpangan-penyimpangan tumbuhnya kubah. Sehingga pertumbuhan kubah lava yang sifat menyamping (misal, periode 1994 – 1998) akan mengakibatkan perubahan arah letusan. Perubahan ini juga dapat terjadi pada jangka waktu relatif pendek dan dari kubah lava yang sama. Pertumbuhan kubah lava ini berkembang dari simetris menjadi asimetris yang berbentuk lidah lava. Apabila pertumbuhan menerus dan kecepatannya tidak sama, maka lidah lava tersebut akan mulai membentuk morfologi bergelombang yang akhirnya menjadi sejajar satu sama lain namun masih dalam satu tubuh. Alur pertumbuhannya pada suatu saat akan mencapai titik kritis dan menyimpang menimbulkan guguran atau longsoran kubah. Kronologi semacam ini teramati pada th 1943 (April sampai Mei 1943).
Penumpukan material baru di daerah puncak akibat dari pertumbuhan kubah terutama terlihat dari perubahan ketinggian maksimum dari puncak Merapi. Beberapa letusan yang dalam sejarah telah mengubah morfologi puncak antara lain letusan periode 18221823 yang menghasilkan kawah berdiameter 600m, periode 1846 – 1848 (200m), periode 1849 (250 – 400m), periode 1865 – 1871 (250m), 1872 – 1873 (480 – 600 m), 1930, 1961.
Sejarah Gunung Merapi sejak 700 000 tahun yang lalu
Tentunya menghindari bahayanya serta memanfaatkan faedahnya tidak hanya diperlukan ketika sedang membutuhkan saja. Cerita sejarah gunung Merapi juga menarik utk diketahui sebagai pengetahuan bagi kita yang awam volkanologi. Dibawah ini tulisan dari Badan Geologi mengenai sejarah Gunung Merapi yang bulan Oktober 2010 ini sedang bergolak.
SEJARAH GEOLOGI
Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :
PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur ± 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan.
MERAPI TUA (60.000 – 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
MERAPI PERTENGAHAN (8000 – 2000 tahun lalu)
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan “de¬bris-avalanche” ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar.
MERAPI BARU (2000 tahun lalu – sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak ± 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut Berthommier, 1990 (gambar kanan).
continue....
Silva-Nesta, Pertahanan Milan Semakin Kuat
MILAN - Thiago Silva menyadari pentingnya peran Alessandro Nesta di lini belakang AC Milan. Menurutnya, pertahanan Rossoneri akan lebih kuat jika dirinya diduetkan dengan mantan pilar timnas Italia itu.
Berkat perfoma impresifnya selama 12 laga Serie A, Milan mampu menempati puncak klasemen dengan torehan 26 poin. Silva pun memuji pertahanan Milan yang sangat kuat.
Disamping itu, pemain asal Brasil meyakini pertahanan Il Diavolo akan semakin sulit ditembus jika ada Nesta di sisinya.
“Kami merasa lebih kuat dengan keberadaannya (Nesta) bersama kami. Dia adalah pemimpin kami. Tidak mudah untuk mencetak gol. Namun dengan pertahanan yang kuat akan membuat keseimbangan, ” ujarnya.
Sementara itu, Silva juga menyukai gaya kepelatihan yang diusung oleh Massimiliano Allegri.
“Saya menyukai Allegri karena dia sangat peduli dalam hal pertahanan Milan. Selain itu dia juga menciptakan atmosfer yang menyenangkan di sesi latihan,” jelas pemilik nama lengkap Thiago Emiliano da Silva.
Mengenai peluang meraih Scudetto musim ini, Silva optimistis Milan akan meraihnya. “Inter Milan tengah menghadapi masalah, namun mereka selalu berbahaya. Sedangkan Lazio memiliki banyak pemain yang bagus. Mereka bisa menjadi kandidiat Scudetto,”
“Namun tujuan kami musim ini, meraih scudetto dan Liga Champion. Kami semua bersatu dan berusaha semaksimal mungkin agar bisa meraih juara,” tandasnya kepada Football-Italia, Kamis (18/11/2010).
DIRECT MEMORY ACCESS
Direct memory access (DMA) adalah suatu alat pengendali khusus disediakan untuk memungkinkan transfes blok data langsung antar perangkat eksternal dan memori utama, tanpa intervensi terus menerus dari prosesor.
Transfer DMA dilakukan oleh sirkuit kontrol yang merupakan bagian dari antar muka perangkat I/O. Istilah ini yang sering banyak kita ketahui adalah sebagai kontroler DMA. Kontroler DMA melakukan fungsi yang biasanya dilakukan oleh prosesor pada saat mengakses memori utama (yang sering disebut :RAM). Untuk setiap word yang ditransfer, kontroler ini menyediakan alamat memori dan semua sinyal bus yang mengontrol transfer data. Karena harus mentransfer sejumlah blok data, maka kontroler DMA harus menaikkan alamat memori untuk word yang berurutan dan mencatat jumlah transfer.
Sekalipun kontroler DMA dapat mentransfer data tanpa intervensi dari prosesor, operasinya tetap berada dibawah kontrol program yang dieksekusi oleh prosesor. Untuk menginisiasi transfer suatu blok word, prosesor mengirim alamat awal, jumlah word dalam blok, dan arah transfer. Pada saat seluruh blok telah ditransfer, kontroler tersebut memberitahu prosesor dengan memunculkan sinyal interupt. Pada saat transfer DMA terjadi, program yang meminta transfer tersebut berhenti bekerja dan prosesor dapat digunakan untuk mengeksekusi program lain. Setelah transfer DMA selesai, prosesor dapat kembali ke program yang meminta transfer tersebut.
Operasi I/O selalu dilakukan oleh OS sebagai respon terhadap request dari program aplikasi. OS juga bertanggung jawab untuk menunda eksekusi satu program dan memulai eksekusi program lain. Sehingga, untuk operasi I/O yang melibatkan DMA, OS menetapkan program yang meminta transfer tsb pada keadaan blocked, menginisiasi operasi DMA, dan memulai eksekusi program lain. Pada saat transfer selesai, kontroler DMA memberitahu prosesor dengan mengirim interupt request. Sebagai responnya, OS menetapkan program yang ditunda ke keadaan runnable sehingga dapat dipilih oleh scheduler untuk melanjutkan eksekusi.
Direct memory access (DMA) is a feature of modern computers and microprocessors that allows certain hardware subsystems within the computer to access system memory for reading and/or writing independently of the central processing unit. Many hardware systems use DMA including disk drive controllers, graphics cards, network cards and sound cards. DMA is also used for intra-chip data transfer in multi-core processors, especially in multiprocessor system-on-chips, where its processing element is equipped with a local memory (often called scratchpad memory) and DMA is used for transferring data between the local memory and the main memory. Computers that have DMA channels can transfer data to and from devices with much less CPU overhead than computers without a DMA channel. Similarly a processing element inside a multi-core processor can transfer data to and from its local memory without occupying its processor time and allowing computation and data transfer concurrency.
Without DMA, using programmed input/output (PIO) mode for communication with peripheral devices, or load/store instructions in the case of multicore chips, the CPU is typically fully occupied for the entire duration of the read or write operation, and is thus unavailable to perform other work. With DMA, the CPU would initiate the transfer, do other operations while the transfer is in progress, and receive an interrupt from the DMA controller once the operation has been done. This is especially useful in real-time computing applications where not stalling behind concurrent operations is critical. Another and related application area is various forms of stream processing where it is essential to have data processing and transfer in parallel, in order to achieve sufficient throughput.
Principle
DMA is an essential feature of all modern computers, as it allows devices to transfer data without subjecting the CPU to a heavy overhead. Otherwise, the CPU would have to copy each piece of data from the source to the destination, making itself unavailable for other tasks. This situation is aggravated because access to I/O devices over a peripheral bus is generally slower than normal system RAM. With DMA, the CPU gets freed from this overhead and can do useful tasks during data transfer (though the CPU bus would be partly blocked by DMA). In the same way, a DMA engine in an embedded processor allows its processing element to issue a data transfer and carries on its own task while the data transfer is being performed.
A DMA transfer copies a block of memory from one device to another. While the CPU initiates the transfer by issuing a DMA command, it does not execute it. For so-called "third party" DMA, as is normally used with the ISA bus, the transfer is performed by a DMA controller which is typically part of the motherboard chipset. More advanced bus designs such as PCI typically use bus mastering DMA, where the device takes control of the bus and performs the transfer itself. In an embedded processor or multiprocessor system-on-chip, it is a DMA engine connected to the on-chip bus that actually administers the transfer of the data, in coordination with the flow control mechanisms of the on-chip bus.
A typical usage of DMA is copying a block of memory from system RAM to or from a buffer on the device. Such an operation usually does not stall the processor, which as a result can be scheduled to perform other tasks unless those tasks include a read from or write to memory. DMA is essential to high performance embedded systems. It is also essential in providing so-called zero-copy implementations of peripheral device drivers as well as functionalities such as network packet routing, audio playback and streaming video. Multicore embedded processors (in the form of multiprocessor system-on-chip) often use one or more DMA engines in combination with scratchpad memories for both increased efficiency and lower power consumption. In computer clusters for high-performance computing, DMA among multiple computing nodes is often used under the name of remote DMA. There are two control signal used to request and acknowledge a DMA transfer in microprocess-based system.The HOLD pin is used to request a DMA action and the HLDA pin is an output acknowledges the DMA action.
Cache coherency problem
DMA can lead to cache coherency problems. Imagine a CPU equipped with a cache and an external memory that can be accessed directly by devices using DMA. When the CPU accesses location X in the memory, the current value will be stored in the cache. Subsequent operations on X will update the cached copy of X, but not the external memory version of X. If the cache is not flushed to the memory before the next time a device tries to access X, the device will receive a stale value of X.
Similarly, if the cached copy of X is not invalidated when a device writes a new value to the memory, then the CPU will operate on a stale value of X.
This issue can be addressed in one of two ways in system design: Cache-coherent systems implement a method in hardware whereby external writes are signaled to the cache controller which then performs a cache invalidation for DMA writes or cache flush for DMA reads. Non-coherent systems leave this to software, where the OS must then ensure that the cache lines are flushed before an outgoing DMA transfer is started and invalidated before a memory range affected by an incoming DMA transfer is accessed. The OS must make sure that the memory range is not accessed by any running threads in the meantime. The latter approach introduces some overhead to the DMA operation, as most hardware requires a loop to invalidate each cache line individually.
Hybrids also exist, where the secondary L2 cache is coherent while the L1 cache (typically on-CPU) is managed by software.
DMA engine
In addition to hardware interaction, DMA can also be used to offload expensive memory operations, such as large copies or scatter-gather operations, from the CPU to a dedicated DMA engine. Intel includes such engines on high-end servers, called I/O Acceleration Technology (IOAT).
ISA
For example, a PC's ISA DMA controller is based on the Intel 8237 Multimode DMA controller, that is a software-hardware combination which either consists of or emulates this part. In the original IBM PC, there was only one DMA controller capable of providing four DMA channels (numbered 0-3). These DMA channels performed 8-bit transfers and could only address the first megabyte of RAM. With the IBM PC/AT, a second 8237 DMA controller, was added (channels 5-7; channel 4 is unusable), and the page register was rewired to address the full 16 MB memory address space of the 80286 CPU. This second controller performed 16-bit transfers.
Due to their lagging performance (2.5 Mbit/s[1]), these devices have been largely obsolete since the advent of the 80386 processor and its capacity for 32-bit transfers. They are still supported to the extent they are required to support built-in legacy PC hardware on modern machines. The only pieces of legacy hardware that use ISA DMA and are still fairly common are the built-in Floppy disk controllers of many PC mainboards and those IEEE 1284 parallel ports that support the fast ECP mode.
Each DMA channel has a 16-bit address register and a 16-bit count register associated with it. To initiate a data transfer the device driver sets up the DMA channel's address and count registers together with the direction of the data transfer, read or write. It then instructs the DMA hardware to begin the transfer. When the transfer is complete, the device interrupts the CPU.
Scatter-gather DMA allows the transfer of data to and from multiple memory areas in a single DMA transaction. It is equivalent to the chaining together of multiple simple DMA requests. The motivation is to off-load multiple input/output interrupt and data copy tasks from the CPU.
DRQ stands for DMA request; DACK for DMA acknowledge. These symbols, seen on hardware schematics of computer systems with DMA functionality, represent electronic signaling lines between the CPU and DMA controller. Each DMA channel has one Request and one Acknowledge line. A properly configured device that uses DMA must be jumpered (or software-configured) to use both lines of the assigned DMA channel.
Standard ISA DMA assignments:
0 DRAM Refresh (obsolete),
1 User hardware,
2 Floppy disk controller,
3 Hard disk (obsoleted by PIO modes, and replaced by UDMA modes),
4 Cascade from XT DMA controller,
5 Hard Disk (PS/2 only), user hardware for all others,
6 User hardware,
7 User hardware.
PCI
As mentioned above, a PCI architecture has no central DMA controller, unlike ISA. Instead, any PCI component can request control of the bus ("become the bus master") and request to read from and write to system memory. More precisely, a PCI component requests bus ownership from the PCI bus controller (usually the southbridge in a modern PC design), which will arbitrate if several devices request bus ownership simultaneously, since there can only be one bus master at one time. When the component is granted ownership, it will issue normal read and write commands on the PCI bus, which will be claimed by the bus controller and forwarded to the memory controller using a scheme which is specific to every chipset.
As an example, on a modern AMD Socket AM2-based PC, the southbridge will forward the transactions to the northbridge (which is integrated on the CPU die) using HyperTransport, which will in turn convert them to DDR2 operations and send them out on the DDR2 memory bus. As can be seen, there are quite a number of steps involved in a PCI DMA transfer; however, that poses little problem, since the PCI device or PCI bus itself are an order of magnitude slower than rest of components (see list of device bandwidths).
A modern x86 CPU may use more than 4 GB of memory, utilizing PAE, a 36-bit addressing mode, or the native 64-bit mode of x86-64 CPUs. In such a case, a device using DMA with a 32-bit address bus is unable to address memory above the 4 GB line. The new Double Address Cycle (DAC) mechanism, if implemented on both the PCI bus and the device itself,[2] enables 64-bit DMA addressing. Otherwise, the operating system would need to work around the problem by either using costly double buffers (Windows nomenclature) also known as bounce buffers (Linux), or it could use an IOMMU to provide address translation services if one is present.
[edit] IO Accelerator in Xeon
As an example of DMA engine incorporated in a general-purpose CPU, newer Intel Xeon chipsets include a DMA engine technology called I/O Acceleration Technology (I/OAT), meant to improve network performance on high-throughput network interfaces, in particular gigabit Ethernet and faster.[3] However, various benchmarks with this approach by Intel's Linux kernel developer Andrew Grover indicate no more than 10% improvement in CPU utilization with receiving workloads, and no improvement when transmitting data.[4]
[edit] AHB
In systems-on-a-chip and embedded systems, typical system bus infrastructure is a complex on-chip bus such as AMBA High-performance Bus. AMBA defines two kinds of AHB components: master and slave. A slave interface is similar to programmed I/O through which the software (running on embedded CPU, e.g. ARM) can write/read I/O registers or (less commonly) local memory blocks inside the device. A master interface can be used by the device to perform DMA transactions to/from system memory without heavily loading the CPU.
Therefore high bandwidth devices such as network controllers that need to transfer huge amounts of data to/from system memory will have two interface adapters to the AHB bus: a master and a slave interface. This is because on-chip buses like AHB do not support tri-stating the bus or alternating the direction of any line on the bus. Like PCI, no central DMA controller is required since the DMA is bus-mastering, but an arbiter is required in case of multiple masters present on the system.
Internally, a multichannel DMA engine is usually present in the device to perform
Cell
As an example usage of DMA in a multiprocessor-system-on-chip, IBM/Sony/Toshiba's Cell processor incorporates a DMA engine for each of its 9 processing elements including one Power processor element (PPE) and eight synergistic processor elements (SPEs). Since the SPE's load/store instructions can read/write only its own local memory, an SPE entirely depends on DMAs to transfer data to and from the main memory and local memories of other SPEs. Thus the DMA acts as a primary means of data transfer among cores inside this CPU (in contrast to cache-coherent CMP architectures such as Intel's coming general-purpose GPU, Larrabee).
DMA in Cell is fully cache coherent (note however local stores of SPEs operated upon by DMA do not act as globally coherent cache in the standard sense). In both read ("get") and write ("put"), a DMA command can transfer either a single block area of size up to 16KB, or a list of 2 to 2048 such blocks. The DMA command is issued by specifying a pair of a local address and a remote address: for example when a SPE program issues a put DMA command, it specifies an address of its own local memory as the source and a virtual memory address (pointing to either the main memory or the local memory of another SPE) as the target, together with a block size. According to a recent experiment, an effective peak performance of DMA in Cell (3 GHz, under uniform traffic) reaches 200GB per second.[5]
See also
• Remote direct memory access (RDMA)
• Blitter
• AT Attachment
References
1. ^ Intel publication 03040, Aug 1989
2. ^ "Physical Address Extension - PAE Memory and Windows". Microsoft Windows Hardware Development Central. 2005. http://www.microsoft.com/whdc/system/platform/server/PAE/PAEdrv.mspx#E2D. Retrieved 2008-04-07.
3. ^ Corbet, Jonathan (2005-12-06). "Memory copies in hardware". LWN.net (December 8, 2005). http://lwn.net/Articles/162966/. Retrieved 2006-11-12.
4. ^ Grover, Andrew (2006-06-01). "I/OAT on LinuxNet wiki". Overview of I/OAT on Linux, with links to several benchmarks. http://linux-net.osdl.org/index.php/I/OAT. Retrieved 2006-12-12.
5. ^ Kistler, Michael (2006-05). "Cell Multiprocessor Communication Network". Extensive benchmarks of DMA performance in Cell Broadband Engine. http://portal.acm.org/citation.cfm?id=1158825.1159067.
• DMA Fundamentals on Various PC Platforms, from A. F. Harvey and Data Acquisition Division Staff NATIONAL INSTRUMENTS
• mmap() and DMA, from Linux Device Drivers, 2nd Edition, Alessandro Rubini & Jonathan Corbet
• Memory Mapping and DMA, from Linux Device Drivers, 3rd Edition, Jonathan Corbet, Alessandro Rubini, Greg Kroah-Hartman
• DMA and Interrupt Handling
• DMA Modes & Bus Mastering
Posted on 01.35 by Adit MINE and filed under | 1 Comments »
Transfer DMA dilakukan oleh sirkuit kontrol yang merupakan bagian dari antar muka perangkat I/O. Istilah ini yang sering banyak kita ketahui adalah sebagai kontroler DMA. Kontroler DMA melakukan fungsi yang biasanya dilakukan oleh prosesor pada saat mengakses memori utama (yang sering disebut :RAM). Untuk setiap word yang ditransfer, kontroler ini menyediakan alamat memori dan semua sinyal bus yang mengontrol transfer data. Karena harus mentransfer sejumlah blok data, maka kontroler DMA harus menaikkan alamat memori untuk word yang berurutan dan mencatat jumlah transfer.
Sekalipun kontroler DMA dapat mentransfer data tanpa intervensi dari prosesor, operasinya tetap berada dibawah kontrol program yang dieksekusi oleh prosesor. Untuk menginisiasi transfer suatu blok word, prosesor mengirim alamat awal, jumlah word dalam blok, dan arah transfer. Pada saat seluruh blok telah ditransfer, kontroler tersebut memberitahu prosesor dengan memunculkan sinyal interupt. Pada saat transfer DMA terjadi, program yang meminta transfer tersebut berhenti bekerja dan prosesor dapat digunakan untuk mengeksekusi program lain. Setelah transfer DMA selesai, prosesor dapat kembali ke program yang meminta transfer tersebut.
Operasi I/O selalu dilakukan oleh OS sebagai respon terhadap request dari program aplikasi. OS juga bertanggung jawab untuk menunda eksekusi satu program dan memulai eksekusi program lain. Sehingga, untuk operasi I/O yang melibatkan DMA, OS menetapkan program yang meminta transfer tsb pada keadaan blocked, menginisiasi operasi DMA, dan memulai eksekusi program lain. Pada saat transfer selesai, kontroler DMA memberitahu prosesor dengan mengirim interupt request. Sebagai responnya, OS menetapkan program yang ditunda ke keadaan runnable sehingga dapat dipilih oleh scheduler untuk melanjutkan eksekusi.
Direct memory access (DMA) is a feature of modern computers and microprocessors that allows certain hardware subsystems within the computer to access system memory for reading and/or writing independently of the central processing unit. Many hardware systems use DMA including disk drive controllers, graphics cards, network cards and sound cards. DMA is also used for intra-chip data transfer in multi-core processors, especially in multiprocessor system-on-chips, where its processing element is equipped with a local memory (often called scratchpad memory) and DMA is used for transferring data between the local memory and the main memory. Computers that have DMA channels can transfer data to and from devices with much less CPU overhead than computers without a DMA channel. Similarly a processing element inside a multi-core processor can transfer data to and from its local memory without occupying its processor time and allowing computation and data transfer concurrency.
Without DMA, using programmed input/output (PIO) mode for communication with peripheral devices, or load/store instructions in the case of multicore chips, the CPU is typically fully occupied for the entire duration of the read or write operation, and is thus unavailable to perform other work. With DMA, the CPU would initiate the transfer, do other operations while the transfer is in progress, and receive an interrupt from the DMA controller once the operation has been done. This is especially useful in real-time computing applications where not stalling behind concurrent operations is critical. Another and related application area is various forms of stream processing where it is essential to have data processing and transfer in parallel, in order to achieve sufficient throughput.
Principle
DMA is an essential feature of all modern computers, as it allows devices to transfer data without subjecting the CPU to a heavy overhead. Otherwise, the CPU would have to copy each piece of data from the source to the destination, making itself unavailable for other tasks. This situation is aggravated because access to I/O devices over a peripheral bus is generally slower than normal system RAM. With DMA, the CPU gets freed from this overhead and can do useful tasks during data transfer (though the CPU bus would be partly blocked by DMA). In the same way, a DMA engine in an embedded processor allows its processing element to issue a data transfer and carries on its own task while the data transfer is being performed.
A DMA transfer copies a block of memory from one device to another. While the CPU initiates the transfer by issuing a DMA command, it does not execute it. For so-called "third party" DMA, as is normally used with the ISA bus, the transfer is performed by a DMA controller which is typically part of the motherboard chipset. More advanced bus designs such as PCI typically use bus mastering DMA, where the device takes control of the bus and performs the transfer itself. In an embedded processor or multiprocessor system-on-chip, it is a DMA engine connected to the on-chip bus that actually administers the transfer of the data, in coordination with the flow control mechanisms of the on-chip bus.
A typical usage of DMA is copying a block of memory from system RAM to or from a buffer on the device. Such an operation usually does not stall the processor, which as a result can be scheduled to perform other tasks unless those tasks include a read from or write to memory. DMA is essential to high performance embedded systems. It is also essential in providing so-called zero-copy implementations of peripheral device drivers as well as functionalities such as network packet routing, audio playback and streaming video. Multicore embedded processors (in the form of multiprocessor system-on-chip) often use one or more DMA engines in combination with scratchpad memories for both increased efficiency and lower power consumption. In computer clusters for high-performance computing, DMA among multiple computing nodes is often used under the name of remote DMA. There are two control signal used to request and acknowledge a DMA transfer in microprocess-based system.The HOLD pin is used to request a DMA action and the HLDA pin is an output acknowledges the DMA action.
Cache coherency problem
DMA can lead to cache coherency problems. Imagine a CPU equipped with a cache and an external memory that can be accessed directly by devices using DMA. When the CPU accesses location X in the memory, the current value will be stored in the cache. Subsequent operations on X will update the cached copy of X, but not the external memory version of X. If the cache is not flushed to the memory before the next time a device tries to access X, the device will receive a stale value of X.
Similarly, if the cached copy of X is not invalidated when a device writes a new value to the memory, then the CPU will operate on a stale value of X.
This issue can be addressed in one of two ways in system design: Cache-coherent systems implement a method in hardware whereby external writes are signaled to the cache controller which then performs a cache invalidation for DMA writes or cache flush for DMA reads. Non-coherent systems leave this to software, where the OS must then ensure that the cache lines are flushed before an outgoing DMA transfer is started and invalidated before a memory range affected by an incoming DMA transfer is accessed. The OS must make sure that the memory range is not accessed by any running threads in the meantime. The latter approach introduces some overhead to the DMA operation, as most hardware requires a loop to invalidate each cache line individually.
Hybrids also exist, where the secondary L2 cache is coherent while the L1 cache (typically on-CPU) is managed by software.
DMA engine
In addition to hardware interaction, DMA can also be used to offload expensive memory operations, such as large copies or scatter-gather operations, from the CPU to a dedicated DMA engine. Intel includes such engines on high-end servers, called I/O Acceleration Technology (IOAT).
ISA
For example, a PC's ISA DMA controller is based on the Intel 8237 Multimode DMA controller, that is a software-hardware combination which either consists of or emulates this part. In the original IBM PC, there was only one DMA controller capable of providing four DMA channels (numbered 0-3). These DMA channels performed 8-bit transfers and could only address the first megabyte of RAM. With the IBM PC/AT, a second 8237 DMA controller, was added (channels 5-7; channel 4 is unusable), and the page register was rewired to address the full 16 MB memory address space of the 80286 CPU. This second controller performed 16-bit transfers.
Due to their lagging performance (2.5 Mbit/s[1]), these devices have been largely obsolete since the advent of the 80386 processor and its capacity for 32-bit transfers. They are still supported to the extent they are required to support built-in legacy PC hardware on modern machines. The only pieces of legacy hardware that use ISA DMA and are still fairly common are the built-in Floppy disk controllers of many PC mainboards and those IEEE 1284 parallel ports that support the fast ECP mode.
Each DMA channel has a 16-bit address register and a 16-bit count register associated with it. To initiate a data transfer the device driver sets up the DMA channel's address and count registers together with the direction of the data transfer, read or write. It then instructs the DMA hardware to begin the transfer. When the transfer is complete, the device interrupts the CPU.
Scatter-gather DMA allows the transfer of data to and from multiple memory areas in a single DMA transaction. It is equivalent to the chaining together of multiple simple DMA requests. The motivation is to off-load multiple input/output interrupt and data copy tasks from the CPU.
DRQ stands for DMA request; DACK for DMA acknowledge. These symbols, seen on hardware schematics of computer systems with DMA functionality, represent electronic signaling lines between the CPU and DMA controller. Each DMA channel has one Request and one Acknowledge line. A properly configured device that uses DMA must be jumpered (or software-configured) to use both lines of the assigned DMA channel.
Standard ISA DMA assignments:
0 DRAM Refresh (obsolete),
1 User hardware,
2 Floppy disk controller,
3 Hard disk (obsoleted by PIO modes, and replaced by UDMA modes),
4 Cascade from XT DMA controller,
5 Hard Disk (PS/2 only), user hardware for all others,
6 User hardware,
7 User hardware.
PCI
As mentioned above, a PCI architecture has no central DMA controller, unlike ISA. Instead, any PCI component can request control of the bus ("become the bus master") and request to read from and write to system memory. More precisely, a PCI component requests bus ownership from the PCI bus controller (usually the southbridge in a modern PC design), which will arbitrate if several devices request bus ownership simultaneously, since there can only be one bus master at one time. When the component is granted ownership, it will issue normal read and write commands on the PCI bus, which will be claimed by the bus controller and forwarded to the memory controller using a scheme which is specific to every chipset.
As an example, on a modern AMD Socket AM2-based PC, the southbridge will forward the transactions to the northbridge (which is integrated on the CPU die) using HyperTransport, which will in turn convert them to DDR2 operations and send them out on the DDR2 memory bus. As can be seen, there are quite a number of steps involved in a PCI DMA transfer; however, that poses little problem, since the PCI device or PCI bus itself are an order of magnitude slower than rest of components (see list of device bandwidths).
A modern x86 CPU may use more than 4 GB of memory, utilizing PAE, a 36-bit addressing mode, or the native 64-bit mode of x86-64 CPUs. In such a case, a device using DMA with a 32-bit address bus is unable to address memory above the 4 GB line. The new Double Address Cycle (DAC) mechanism, if implemented on both the PCI bus and the device itself,[2] enables 64-bit DMA addressing. Otherwise, the operating system would need to work around the problem by either using costly double buffers (Windows nomenclature) also known as bounce buffers (Linux), or it could use an IOMMU to provide address translation services if one is present.
[edit] IO Accelerator in Xeon
As an example of DMA engine incorporated in a general-purpose CPU, newer Intel Xeon chipsets include a DMA engine technology called I/O Acceleration Technology (I/OAT), meant to improve network performance on high-throughput network interfaces, in particular gigabit Ethernet and faster.[3] However, various benchmarks with this approach by Intel's Linux kernel developer Andrew Grover indicate no more than 10% improvement in CPU utilization with receiving workloads, and no improvement when transmitting data.[4]
[edit] AHB
In systems-on-a-chip and embedded systems, typical system bus infrastructure is a complex on-chip bus such as AMBA High-performance Bus. AMBA defines two kinds of AHB components: master and slave. A slave interface is similar to programmed I/O through which the software (running on embedded CPU, e.g. ARM) can write/read I/O registers or (less commonly) local memory blocks inside the device. A master interface can be used by the device to perform DMA transactions to/from system memory without heavily loading the CPU.
Therefore high bandwidth devices such as network controllers that need to transfer huge amounts of data to/from system memory will have two interface adapters to the AHB bus: a master and a slave interface. This is because on-chip buses like AHB do not support tri-stating the bus or alternating the direction of any line on the bus. Like PCI, no central DMA controller is required since the DMA is bus-mastering, but an arbiter is required in case of multiple masters present on the system.
Internally, a multichannel DMA engine is usually present in the device to perform
Cell
As an example usage of DMA in a multiprocessor-system-on-chip, IBM/Sony/Toshiba's Cell processor incorporates a DMA engine for each of its 9 processing elements including one Power processor element (PPE) and eight synergistic processor elements (SPEs). Since the SPE's load/store instructions can read/write only its own local memory, an SPE entirely depends on DMAs to transfer data to and from the main memory and local memories of other SPEs. Thus the DMA acts as a primary means of data transfer among cores inside this CPU (in contrast to cache-coherent CMP architectures such as Intel's coming general-purpose GPU, Larrabee).
DMA in Cell is fully cache coherent (note however local stores of SPEs operated upon by DMA do not act as globally coherent cache in the standard sense). In both read ("get") and write ("put"), a DMA command can transfer either a single block area of size up to 16KB, or a list of 2 to 2048 such blocks. The DMA command is issued by specifying a pair of a local address and a remote address: for example when a SPE program issues a put DMA command, it specifies an address of its own local memory as the source and a virtual memory address (pointing to either the main memory or the local memory of another SPE) as the target, together with a block size. According to a recent experiment, an effective peak performance of DMA in Cell (3 GHz, under uniform traffic) reaches 200GB per second.[5]
See also
• Remote direct memory access (RDMA)
• Blitter
• AT Attachment
References
1. ^ Intel publication 03040, Aug 1989
2. ^ "Physical Address Extension - PAE Memory and Windows". Microsoft Windows Hardware Development Central. 2005. http://www.microsoft.com/whdc/system/platform/server/PAE/PAEdrv.mspx#E2D. Retrieved 2008-04-07.
3. ^ Corbet, Jonathan (2005-12-06). "Memory copies in hardware". LWN.net (December 8, 2005). http://lwn.net/Articles/162966/. Retrieved 2006-11-12.
4. ^ Grover, Andrew (2006-06-01). "I/OAT on LinuxNet wiki". Overview of I/OAT on Linux, with links to several benchmarks. http://linux-net.osdl.org/index.php/I/OAT. Retrieved 2006-12-12.
5. ^ Kistler, Michael (2006-05). "Cell Multiprocessor Communication Network". Extensive benchmarks of DMA performance in Cell Broadband Engine. http://portal.acm.org/citation.cfm?id=1158825.1159067.
• DMA Fundamentals on Various PC Platforms, from A. F. Harvey and Data Acquisition Division Staff NATIONAL INSTRUMENTS
• mmap() and DMA, from Linux Device Drivers, 2nd Edition, Alessandro Rubini & Jonathan Corbet
• Memory Mapping and DMA, from Linux Device Drivers, 3rd Edition, Jonathan Corbet, Alessandro Rubini, Greg Kroah-Hartman
• DMA and Interrupt Handling
• DMA Modes & Bus Mastering
di Bawah Langit dan Bumi
Sampailah di Kota Pelajar.....Yogyakarta.Tepatnya, turunlah dari sepeda motor di depan GOR UNY seorang laki2 yang akan mengawali kehidupan barunya di kota pelajar itu.
bingung....tengok kanan tengok kiri,mencoba mengambil sosok bangunan tinggi yang ada di depan matanya.Berjalan tanpa tujuan sambil bersenandung lagu slowrock jaman doeloe,dida masuk ke bangunan yang dinamai GOR UNY(Universitas Negeri Yogyakarta).
Suara air Sungai Code bergemuruh mengganggu tidurnya,dan ia pun trbangun dari tempat tidur dan langsung melaksanakan rutinitasnya setelah tidur...."BAB", itulah namanya.Mandi sudah lewat,dan dia pun langsung berangkat ke suatu tempat yang didatanginya kemarin.Bukan GOR se...tp sduah masuk wilayah UNY.
Sendiri tiada kawan,bahkan tidak ada yang dia kenal.
Klik...suara tangannya menekan tmbol Mp3 player miliknya.Melangkah dengan diiringi lagu yang mengandung makna tentang realita kehidupan beraliran Rock memang salah satu lagu kesukaannya..............
CONTINUE
Posted on 18.59 by Adit MINE and filed under | 0 Comments »
bingung....tengok kanan tengok kiri,mencoba mengambil sosok bangunan tinggi yang ada di depan matanya.Berjalan tanpa tujuan sambil bersenandung lagu slowrock jaman doeloe,dida masuk ke bangunan yang dinamai GOR UNY(Universitas Negeri Yogyakarta).
Suara air Sungai Code bergemuruh mengganggu tidurnya,dan ia pun trbangun dari tempat tidur dan langsung melaksanakan rutinitasnya setelah tidur...."BAB", itulah namanya.Mandi sudah lewat,dan dia pun langsung berangkat ke suatu tempat yang didatanginya kemarin.Bukan GOR se...tp sduah masuk wilayah UNY.
Sendiri tiada kawan,bahkan tidak ada yang dia kenal.
Klik...suara tangannya menekan tmbol Mp3 player miliknya.Melangkah dengan diiringi lagu yang mengandung makna tentang realita kehidupan beraliran Rock memang salah satu lagu kesukaannya..............
CONTINUE
Posted on 12.31 by Adit MINE and filed under | 0 Comments »